Pada hari Rabu, Tanggal 16 Desember 2020, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah mengadakan Presentasi Sejarah Kota Bontang dalam sebuah video dokumenter
di Ruang Multimedia yang dihadiri oleh Asisten III Pemerintah Kota
Bontang, Ir. Hj. Syarifah Nurul Hidayati, MM. Bertempat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Bontang.
Dalam presentasi tersebut turut diundang Kelurahan Guntung yang dihadiri
langsung oleh Lurah Guntung, Hj. Ida Idris Marsono, tokoh masyarakat Guntung,
Bapak Darmawi.Video
dokumenter tersebut memaparkan Sejarah Kota Bontang termasuk didalamnya Kelurahan
Guntung sebagai salah satu lokasi sejarah peninggalan Kerajaan Kutai. Dibuktikan dengan adanya situs-situs bersejarah di Kelurahan Guntung.
Setelah penayangan video tersebut, Kepala Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Kota Bontang, Ir. Hj. Retno Febriyanti,
menyampaikan bahwa video presentasi tersebut masih membutuhkan banyak masukan
dari pihak-pihak terkait supaya menjadi lebih apik dan lengkap.
Menilik kembali pada pembukuan sejarah Asal Usul Kota Bontang yang disampaikan oleh Bapak Darmawi, Tokoh Masyarakat Guntung. Pada Masa Pemerintahan Adji Mohammad Soeleman Al-Adiel Chalifatoel Ameroel Moe’min Fabilade Koetai (1850-1899) dimana saudara tua Sultan yang bernama Adji Gau gelar Adji Pangeran Kartanegara II / Adji Pangeran Ratu II mendapat hak Apanage (hak memungut hasil) dari adiknya Sultan Adji Mohammad Soeleman disepanjang Sungai Santan, Sangata sampai ke Bengalon, pada masa inilah penduduk Kutai ke Bontang mengelola perkebunan, nelayan pencari ikan, pengambil air tawar dan lain sebaginya, salah satu tempat di Bontang ini yang pernah ditempati Pangeran Kartanegara II diberi nama Gunung Pasir Paku Adji yang artinya Orang Kuat kerabat Sultan lokasi tersebut kini berada di sekitar Masjid Al-Aqobah/Plant Site Kelurahan Guntung (kini nama masjid menjadi Masjid Al-Mubarokah Kelurahan Guntung). Berdasarkan manuskrip yang tercantum dalam Kitab Saway yaitu kitab yang ada di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, dituturkan oleh H. Adji Pangeran Ario Jaya Winata, SH, MM, nama Bontang telah ada sejak zaman pemerintahan Adji Batara Agung Dewa Sati (1300 – 1325). Beliau mengumpulkan tokoh masyarakat di sepanjang sungai dan menyerukan bahwa daerah tersebut dinamakan ”Bontang”, yang masih merupakan ”Tanah Tuah Kutai” bersaksi secara turun temurun. Berdasarkan etimologi terdiri dari dua suku kata ”Bolang” dan ”Datang” secara terminologi menjadi BONTANG.